Posted in

Hamas menolak perlucutan senjata sampai negara Palestina didirikan – BBC News Indonesia

Sumber gambar, EPA-EFE/REX/Shutterstock
Hamas menegaskan tidak akan setuju melucuti senjata kecuali negara Palestina yang berdaulat didirikan. Pernyataan itu dikemukakan untuk menanggapi salah satu tuntutan utama Israel dalam perundingan gencatan senjata di Gaza sekaligus merespons pernyataan yang dikaitkan dengan utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, bahwa Hamas telah “menyatakan kesediaannya” untuk meletakkan senjata.
Israel menganggap perlucutan senjata Hamas sebagai salah satu dari beberapa syarat kunci bagi kesepakatan mengakhiri konflik.
Negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas untuk memberlakukan gencatan senjata dan pembebasan sandera terhenti pekan lalu.
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah negara Arab mendesak Hamas untuk melucuti senjata dan menyerahkan kendali atas Gaza.
Desakan itu disampaikan setelah sejumlah negara Barat—termasuk Prancis dan Kanada—mengumumkan rencana untuk mengakui negara Palestina. Kerajaan Bersatu (United Kingdom/UK) menyatakan akan mengakui negara Palestina jika Israel tidak memenuhi berbagai persyaratan pada September mendatang.
Akhir dari Paling banyak dibaca
Sikap sejumlah negara Barat mengemuka ketika kondisi kemanusiaan di Gaza memburuk.
Badan-badan PBB telah memperingatkan adanya kelaparan massal di Gaza. Lembaga-lembaga tersebut menyalahkan Israel, yang mengendalikan masuknya semua pasokan makanan ke wilayah tersebut. Namun, Israel berkeras tidak ada pembatasan pengiriman bantuan dan bahwa “tidak ada kelaparan”.
Hamas—kelompok teror terlarang di AS, UK, dan Uni Eropa—menyatakan tidak dapat menyerahkan haknya untuk “melawan dan menggunakan senjatanya” kecuali “negara Palestina yang merdeka dan berdaulat penuh dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya” didirikan.
Pada Jumat (01/08), Letnan Jenderal Eyal Zamir dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memperingatkan pertempuran di Gaza tidak akan berakhir jika negosiasi untuk mengamankan pembebasan para sandera yang ditawan Hamas berakhir dengan kegagalan.
Pada Sabtu (02/08), keluarga sandera Evyatar David mengeluarkan pernyataan setelah Hamas merilis video yang memperlihatkan dirinya bertelanjang dada dan kurus kering di sebuah terowongan remang-remang. Mereka menuduh Hamas membuatnya kelaparan sebagai bagian dari kampanye propaganda.
Karena itu, mereka memohon kepada pemerintah Israel dan Amerika Serikat menyelamatkannya.
Sumber gambar, Reuters
Utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, mengunjungi Israel pada Sabtu (02/08).
Di Tel Aviv, Witkoff bertemu dengan keluarga-keluarga sandera Israel yang masih berada di Gaza.
Rekaman yang diunggah daring menunjukkan Witkoff disambut tepuk tangan oleh para pendukung keluarga para sandera saat dia tiba di sebuah alun-alun yang dikenal sebagai tempat protes.
Witkoff mengatakan upaya perdamaian harus difokuskan pada penghentian konflik dan pemulangan semua sandera, alih-alih apa yang disebutnya sebagai kesepakatan parsial.
Sumber gambar, Office of United States Special Envoy to the Middle East
Witkoff sebelumnya bertemu Netanyahu pada Kamis (31/07). Kemudian pada Jumat (01/08) ia memeriksa lokasi bantuan yang banyak dikritik di Gaza selatan.
Data terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebutkan setidaknya 1.373 warga Palestina telah tewas saat mencari makanan sejak akhir Mei.
Mayoritas warga Palestina tewas akibat serangan militer Israel di dekat lokasi distribusi Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Israel dan AS, menurut PBB.
Israel menuduh Hamas memicu kekacauan di dekat lokasi tersebut dan mengatakan pasukannya tidak sengaja menembaki warga sipil.
© 2025 BBC. BBC tidak bertanggung jawab atas konten dari situs eksternal. Baca tentang peraturan baru terkait link eksternal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *